Yang terlintas di pikiran gue tentang KKN ya seperti acara “Jika Aku Menjadi”. Tinggal di kampung yang jauh dari peradaban, harus melewati sungai yang besar dan hutan rimba untuk pergi ke kota, memasak makanan hanya menggunakan kayu bakar, mandi di mata air yang cukup segar, tidak ada listrik, hanya ada lilin, dan setiap pagi harus ke sungai karena fasilitas MCK di sana belum memadai. Ternyata gambaran buruk tentang KKN itu salah. Banyak hal asyik yang terjadi selama gue KKN. Kalau teman gue nanya, “Nuuk… kamu KKN dapat apa aja sih?”
Gue jawab, “Dapat hikmahnya… kadang juga dapat sandal tiap abis subuhan di masjid.”
Nah… tulisan yang ada di buku ini adalah potongan-potongan cerita gue saat KKN bersama kedelapan teman-teman gue.