Dirga sedang meyakinkan diri bahwa perasaannya terhadap Mia bukan emosi sesaat.
Nahas, tiba-tiba mereka terpisah sebelum saling mengetahui perasaan masing-masing.
Takdir mempertemukan mereka kembali 20 tahun kemudian, di saat situasinya sudah berbeda. Namun, bagaimana jika rasa yang dulu pernah ada tak pernah benar-benar mati? Sekalipun sudah dibunuh paksa.
***
Kadang DIA membuat kita bahagia dengan rencana-Nya, tapi kadang pula sakit sesakit-sakitnya.
Tapi di saat kita sakit, Tuhan hadirkan penawarnya.
Lalu, bagaimana jika penawar itu justru hanya bisa menambah luka?
***