Bapa Suci mengajak umat beriman untuk menjalin komunikasi yang ramah. Seperti komunikasi Yesus kepada murid yang berjalan menuju Emaus. Yesus berdialog dengan mereka dengan hati yang tulus. Ia terlebih dahulu mendengar dan merasakan apa yang dialami oleh murid. Mereka bercerita dengan tulus hingga akhirnya para murid menyadari bahwa hati mereka berkobar-kobar saat Yesus yang bangkit itu berbicara dengan mereka di sepanjang perjalanan.
Komunikasi yang tulus dari hati, tanpa praduga atau prasangka hendaknya, menjadi gaya komunikasi kristiani dalam hidup kesehariannya, sehingga kisah atau cerita yang dibangun bisa mengungkapkan kebenaran yang penuh kasih seperti yang diharapkan Bapa Suci Paus Fransiskus.
Anda bisa menyimak lebih dalam Pesan Paus Pransiskus tersebut dalam Sapaan Gembala edisi ini.
“Berbicara dengan hati” ini juga tampak relevan dengan euphoria KAM Youth Day V yang baru terselenggara sebagaimana diulas dalam Sajian Utama edisi Mei ini. Dalam acara akbar KYD V ini, OMK diajak untuk berjalan bersama, peduli dan memberi diri.
Kebersamaan ini tentunya bisa diwujudkan dengan baik bila setiap orang, saling membuka diri “berbicara dengan hati”. Ini bukanlah hal yang mudah, namun sangat mungkin diwujudkan bila kita mau membuka hati, mendengarkan kata hati dan berbicara dengan hati.
Dalam hidup bersama, terkadang komunikasi kita terhalang oleh prasangka maupun ketakutan. Kekhawatiran menutup mata hati, menutup telinga hati, sehingga kita ragu akan suara kebenaran, suara nurani. Dengan bantuan roh kudus kita bisa mendengarkan suara hati. Dengan ketulusan dan kerendahan hati kita bisa berbicara dengan hati dan kasih dalam kebenaran.
Ikuti juga uraian lainya seperti ulasan RP Surip Stanislaus OFMCap mengenai Santo Matias Rasul dan Yohanes. Selain itu simak juga berita terbaru seputar Keuskupan Agung Medan dalam Rubrik Aneka Peristiwa.
Semoga sajian Menjemaat ini bermanfaat dan Anda senantiasa dipenuhi sukacita Kristus.
Shalom
Komsos KAM