Isi kitab ini menjawab kebutuhan spiritual sehari-hari seorang muslim. Terdapat 1055 nasihat yang disusun secara numeric dan bersumber dari al-Quran, hadis, dan ucapan para sahabat serta ulama salaf.
Kitab ini memiliki kandungan makna yang begitu dalam dan hakikatnya yang begitu tinggi, sehingga bila dipahami secara mendalam dan dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari, dapat mengantarkan kita pada kesucian hati, kebersihan jiwa, dan kesantunan budi pekerti, serta dapat mengingatkan kita akan pentingnya memahami makna hidup yang sejati.
Buku “Bekal Menjadi Kekasih Allah” ini adalah referensi wajib yang harus dimiliki oleh para pendamba jalan kebaikan, kebahagiaan dan keselamatan. Tunggu apa lagi!
Syekh Muhammad Nawawi al-Jawi al-Bantani atau Syekh Nawawi al-Bantani, lahir di Tanara, Serang, tahun 1813 M, adalah seorang ulama Indonesia bertaraf internasional yang menjadi Imam Masjidil Haram. Ia bergelar al-Bantani karena berasal dari Banten, Indonesia. Ia adalah seorang ulama dan intelektual yang sangat produktif menulis kitab, jumlah karyanya tidak kurang dari 115 kitab yang meliputi bidang ilmu fiqih, tauhid, tasawuf, tafsir, dan hadis.
Karena kemasyhurannya, Syekh Nawawi al-Bantani kemudian dijuluki Sayyid Ulama al-Hijaz (Pemimpin Ulama Hijaz), al-Imam al-Muhaqqiq wa al-Fahhamah al-Mudaqqiq (Imam yang Mumpuni ilmunya), A'yan Ulama al-Qarn al-Ram Asyar li al-Hijrah (Tokoh Ulama Abad 14 Hijriyah), hingga Imam Ulama al-Haramain, (Imam 'Ulama Dua Kota Suci).
Syekh Nawawi lahir dalam tradisi keagamaan yang sangat kuat di Kampung Tanara, sebuah desa kecil di kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, Banten (sekarang di Kampung Pesisir, Desa Padaleman, Kecamatan Tanara, Serang) dengan nama Muhammad Nawawi bin 'Umar bin 'Arabi al-Bantani. Dia merupakan generasi ke-12 dari Sultan Maulana Hasanuddin, raja pertama Banten Putra Sunan Gunung Jati, Cirebon. Nasabnya melalui jalur Kesultanan Banten ini sampai kepada Nabi Muhammad saw.