"Tidak! Itu tidak benar!” jeritku, namun suaraku terdengar lemah, bahkan di telingaku sendiri. Kebenaran dalam kata-katanya menusukku terlalu dalam.
Dia tertawa pelan, tawa yang dingin dan penuh percaya diri.
“Kalau begitu, kenapa kau masih di sini? Kenapa kau tidak lari? Karena kau tahu, jauh di dalam lubuk hatimu yang munafik itu, kau menginginkan disentuh.” (Hal 99-100)
***
Bagi Rian, Nina adalah segalanya. Seorang istri yang lembut dan setia, pilar terakhir yang menopang rumah tangga mereka dari badai finansial. Ia melihat pengorbanan Nina—bekerja lembur di sebuah butik lingerie mewah di atas bukit Dago, di bawah tekanan bosnya yang karismatik dan terobsesi. Rian memercayai setiap kelelahan di wajah istrinya, tak pernah tahu bahwa di balik pengorbanan itu, sebuah harga yang tak ternilai sedang dibayarkan di atas sofa kulit yang dingin, dengan latar kelip lampu kota Bandung.
Di dalam vila kantor yang sepi itu, sebuah "riset" rahasia memang dimulai. Bukan riset angka, melainkan riset tentang "rasa". Tentang bagaimana sehelai sutra terasa di kulit yang hangat, dan bagaimana tatapan seorang pria bisa menelanjangi lebih dari sekadar pakaian. Nina, di satu sisi, meyakinkan dirinya bahwa ini demi mereka, sementara Pak Bas, sang atasan, melihatnya sebagai satu-satunya cara untuk menyelamatkan mahakarya seninya. Garis batas antara paksaan dan keingintahuan mulai kabur, dan di sanalah sebuah transformasi berbahaya dimulai.
Ironisnya, kesuksesan yang Rian dambakan lahir dari rahasia istrinya. Di ruang rapat yang dingin, ia terpesona oleh video presentasi dari perusahaan Nina. Sesosok model misterius dengan tubuh sempurna memamerkan setiap helai lingerie dengan gairah yang begitu nyata. Ia memujinya, mengaguminya, bahkan terangsang olehnya, sama sekali tidak menyadari bahwa tubuh yang ia puji adalah tubuh yang sama yang tidur di sampingnya setiap malam, dan "rasa" yang begitu meyakinkan itu adalah hasil dari sesi-sesi intim di balik pintu terkunci.
Di balik dalih bisnis, sebuah permainan kekuasaan yang berbahaya dimainkan. Permainan di mana desahan menjadi data, dan orgasme adalah sebuah kesimpulan riset. Nina, yang awalnya masuk sebagai korban, perlahan menemukan kekuatan gelap dalam seksualitasnya. Ia belajar bahwa rasa malu bisa menjadi kenikmatan, dan kepasrahan bisa menjadi senjata. Sementara itu, Pak Bas, sang predator, tidak menyadari bahwa mangsanya kini telah belajar untuk memburunya kembali.
Lalu, apa yang terjadi saat seorang suami menemukan bahwa fantasi terliarnya adalah kenyataan paling menyakitkan dari istrinya? Ini adalah kisah tentang cinta yang dikhianati, tentang gairah yang salah alamat, dan tentang bagaimana sehelai lingerie sutra yang indah bisa menjerat tiga jiwa dalam sebuah permainan dosa, di mana tidak ada seorang pun yang akan keluar sebagai pemenang.
Contents:
Dingin Dago dan Kabar Buruk—1
Permintaan Pertama—15
Di Balik Tirai Kantor—29
Suami yang Tertidur—45
Lensa Kamera dan Dalih Riset—59
Obsesi Sang Artisan—79
Sentuhan Pertama—93
Dosa yang Dibawa Pulang—113
Permainan Kekuasaan—127
Kabar Baik yang Ironis—145
Presentasi Paling Pribadi—161
Presentasi Paling Pribadi—179
Gairah yang Salah Alamat—197
Penobatan Sang Ratu—215
Video Terlarang—231
Badai dalam Keheningan—243
Ledakan—257
Puing-Puing Mahkota—275