-> -> bit.ly/andini-citras <- <-
*
Keunggulan Ebook ini:
- Halaman Asli, tersedia header dengan judul bab
- Baca dengan keras, Menjadi audio book dengan dibacakan mesin berbahasa Indonesia
- Teks Mengalir, menyesuaikan ukuran layar
- Ukuran font dan jarak antar baris kalimat bisa diperbesar atau perkecil sesuai selera
- Bisa ganti jenis font
- Warna kertas/background bisa diubah menjadi Putih, Krem, dan Hitam
----------
Ini adalah kisah nyata, namun saya tidak akan menceritakan secara rinci, karena saya tidak mau seseorang yang kenal dengan salah satu pribadi yang ada di dalam cerita ini dapat mengetahuinya. Sebenarnya peristiwa ini terjadi di tahun 2007, saat itu usia saya sudah 23 tahun. Saya mengalami percintaan dengan sepasang kekasih sejenis, sebut saja Rina (23 tahun) dan Rini (21 tahun). Saat itu aku baru kenal dengan Rina di lokasi syuting sebuah film percintaan yang kebetulan aku menjadi pemeran utama prianya bersama 3 pemeran utama wanita yang salah satunya Rina itu. Berhubung karena dua pemeran utama wanita lainnya sudah punya pacar dengan sering datang ke lokasi syuting, hal ini menjadikanku lebih akrab dengan Rina. Kami sering bicara tentang apa saja kecuali relationship. Sampai suatu hari, di saat kami sedang berduaan di kamar rias, aku berhasil mengarahkan pembicaraan tentang seks. Namun dia tidak banyak bercerita, hanya banyak bertanya dari apakah aku pernah berhubungan seks, berapa banyak, dengan berapa orang, pernah ‘jajan’, sampai gaya yang kusuka. Sampai suatu hari, dia mengajukan pertanyaan yang membuatku bingung. “Di, aku perlu bantuan kamu, tapi kamu bisa pegang rahasia nggak..? ” Aku pun langsung mengangguk, karena pikiranku sudah kotor saja. Dan ternyata benar, dia mengajakku berkencan dengan syarat aku harus 100% mengikuti gaya permainan yang diinginkannya. Dan di sore harinya saat kami berdua harus menunggu jadwal berikutnya di malam hari, Rina langsung mengajakku mencari motel terdekat dengan menggunakan mobilnya. “Pake mobilku aja yah Di..? ” pintanya. Dan aku bilang, “Enaknya kamu aja deh, Rin. “Kami pun langsung meluncur ke salah satu motel di Jakarta dekat lokasi syuting, namun yang membuatku kaget, begitu sampai di garasi dia langsung membuka bagasi dan mengeluarkan dua gulung kain putih. Melihat wajahku yang kebingungan, dia bertanya, “Kamu ngga berubah pikiran, kan..? ” Singkat kata, aku pun sudah berbaring di tempat tidur hanya menggunakan CD, dan dalam keadaan kedua tangan dan kaki terikat dengan kain yang dibawanya tadi.
Contents
Aku, Linda dan Mbak Wina—3
Kisahku dengan Rina dan Rini—25
Andy, Joni dan Nia—49
Aku Wanita yang Haus Belaian lelaki—73
Gadis Melayu yang Seksi—91