“Justru karena ini salah, rasanya jadi benar.” (Bab 4: Dosa di Kolam Air Panas)
“Lihat aku, Mas Bowo! Lihat betapa jalangnya pacarmu ini! Aku suka yang kasar begini! Sesuatu yang nggak akan pernah berani kamu lakukan!” (Bab 9: Pemandangan yang Menghancurkan)
“Kamu memberikanku kelembutan. Keamanan. Cinta yang manis. Tapi kamu tidak pernah memberikanku ini... Kekasaran. Kenajisan. Rasa sakit yang nikmat.” (Bab 10: Kendali Mutlak)
“Cinta naif kami terkubur di bawah bayang-bayang Merapi... kami pulang, menuju sebuah fajar yang baru. Fajar di mana aku adalah mataharinya, dan dia adalah planet yang akan selamanya berputar mengorbitku dalam kegelapan.” (Bab 11: Fajar yang Baru)
***
Di sebuah surga terpencil di kaki Merapi, Ira dan Bowo merajut liburan impian mereka. Setiap sentuhan adalah janji, setiap tatapan adalah sumpah setia. Bowo memberikan segalanya: kemewahan, kenyamanan, dan cinta yang begitu tulus hingga terasa membosankan. Di balik senyum manisnya, Ira menyimpan kekosongan, sebuah liang gelap yang mendambakan sesuatu yang lebih liar, lebih buas—sesuatu yang tidak akan pernah bisa diberikan oleh kekasihnya yang sempurna.
Namun, surga tak selamanya murni. Sosok dari masa lalu muncul tanpa diundang, membawa serta aroma dosa dan kenangan yang belum tuntas. Rian, sang mantan terindah, kini hanyalah seorang staf rendahan di vila mewah itu. Tapi di matanya, masih tersimpan api yang sama, bara yang dulu pernah membakar Ira hingga ke tulang. Sebuah pertemuan tak sengaja menjadi awal dari permainan berbahaya, di mana setiap lirikan adalah undangan dan setiap keheningan adalah persetujuan tanpa kata.
Di kolam air panas yang mengepulkan uap misterius dan di kamar-kamar kosong yang berdebu, sebuah perselingkuhan brutal mulai terjalin. Dosa terasa begitu nikmat saat dilakukan di belakang punggung cinta yang tulus. Bagi Ira, ini bukan sekadar nafsu sesaat. Ini adalah kebangkitan. Adrenalin dari risiko ketahuan membangkitkan monster di dalam dirinya, seekor iblis penggoda yang tidak lagi puas hanya dengan bermain sembunyi-sembunyi.
Kepuasan tidak lagi cukup hanya dengan membagi tubuhnya. Ira menginginkan lebih. Ia menginginkan jiwa kekasihnya hancur di hadapannya. Sebuah skenario keji pun dirancang, di mana cinta yang suci dipaksa untuk menjadi penonton pertunjukan paling bejat. Di atas ranjang yang seharusnya menjadi saksi cinta mereka, Ira akan memamerkan pengkhianatannya, mengubah rasa sakit kekasihnya menjadi puncak gairah terbesarnya.
Ketika sebuah liburan romantis berubah menjadi neraka pribadi, dan cinta yang lembut dipelintir menjadi perbudakan nafsu, siapakah pemenangnya? “Mantan Terindah Perusak Liburan Romantis Kami” adalah kisah tentang bagaimana satu pertemuan tak terduga bisa meruntuhkan segalanya, dan membuktikan bahwa di balik wajah paling manis sekalipun, bisa bersemayam hasrat paling gelap yang menunggu untuk dilepaskan.
Contents:
Surga Kecil di Kaki Merapi—1
Sosok dari Masa Lalu—19
Bara yang Kembali Menyala—35
Dosa di Kolam Air Panas—51
Pagi yang Penuh Kepura-puraan—69
Sebuah Skenario—85
Gairah di Kamar Terlarang—99
Pintu yang Sengaja Tak Terkunci—115
Pemandangan yang Menghancurkan—129
Kendali Mutlak—145
Fajar yang Baru—159