“Ini bukan seks. Ini hanya… metode pelepasan teknis. Tidak ada perasaan, tidak ada cinta, tidak ada dosa.” (Bab 7: Pelajaran Tingkat Lanjut)
“Aku akan memastikan Bayu paham, bahwa satu-satunya perempuan yang boleh mengurusi hasratnya, p***snya, dan setiap tetes s***manya, hanyalah aku.” (Bab 1: Suara-Suara di Dinding Sebelah)
“Sekarang kamu hanya milik Mbak… selamanya.” (Bab 10: Milikku, Selamanya)
***
Di sebuah rumah yang sunyi di sudut Tangerang Selatan, sepasang kakak-beradik ditinggal berdua saja. Ningrum, mahasiswi tingkat akhir yang cerdas, memikul tanggung jawab menjaga adiknya, Bayu. Namun, di balik tatapan matanya yang tajam dan sikapnya yang protektif, tersimpan sebuah obsesi gelap yang menunggu saat yang tepat untuk merayap keluar. Di kamar sebelah, Bayu, seorang siswa SMA di puncak remajanya, merasakan gelora hasrat pertama yang tak ia mengerti, sebuah energi liar yang siap meledak.
Semua berawal dari sebuah bisikan di balik dinding yang tipis. Kehadiran seorang pacar baru, cinta pertama yang polos, menjadi ancaman bagi keseimbangan rapuh di rumah itu. Sebuah penolakan lembut di atas ranjang yang seharusnya menjadi awal dari sebuah romansa, justru menjadi sulut yang menyalakan api cemburu yang paling purba di hati Ningrum. Baginya, hasrat adiknya untuk gadis lain bukanlah cinta monyet, melainkan sebuah pengkhianatan.
Maka dimulailah sebuah pelajaran. Bukan pelajaran biasa yang diajarkan di sekolah, melainkan pelajaran khusus yang dirancang untuk “melindungi” sang adik dari kebodohan cinta. Ningrum, sang kakak, menjelma menjadi guru. Materinya adalah nafsu, medianya adalah tubuh, dan tujuannya adalah kontrol absolut. Setiap sentuhan adalah silabus, setiap desahan adalah instruksi, mengaburkan batas suci antara kakak dan adik hingga tak bersisa.
Bayu terperangkap dalam labirin kenikmatan dan kebingungan. Dunianya yang sederhana direnggut, realitasnya ditulis ulang oleh tangan kakaknya sendiri. Rasa cintanya pada sang pacar perlahan terkikis, digantikan oleh candu baru yang begitu nikmat sekaligus begitu salah. Setiap perlawanan dibungkam oleh rangsangan, setiap keraguan dihapus oleh orgasme yang membuatnya lupa akan dosa. Ia tak lagi tahu di mana pelajaran berakhir dan di mana obsesi dimulai.
Ketika satu-satunya orang yang seharusnya melindungimu justru menjadi predator paling berbahaya, ke mana kau akan lari? Di rumah di mana cinta telah bermutasi menjadi kepemilikan, dan pelajaran nikmat diajarkan dalam keheningan malam, menyerah bukanlah sebuah pilihan, melainkan satu-satunya takdir.
Contents:
Suara-Suara di Dinding Sebelah—1
Pelajaran Pertama: Jangan Jadi Bocah Bodoh—13
Mulut Kakak, Penjaga Keperjakaanmu—27
E***ulasi di Tengah Panggilan Sayang—41
Kegelisahan Seorang Kekasih—55
Kostum Pelayan Pribadi Untukmu—65
Pelajaran Tingkat Lanjut—77
Terkuras Sampai ke Tulang—91
Matahari Pagi Milik Ningrum—103
Milikku, Selamanya—113