Sentuhan Terlarang Ayah Tiri dan Jebakan Erotis Irma

· Love Story Publisher
Ebook
190
Pages
Eligible
This book will become available on October 25, 2025. You will not be charged until it is released.

About this ebook

Dapatkan ebook ini dengan harga spesial $1 selama preorder. Harga akan kembali normal setelah tanggal 25 Oktober 2025

***

Malam itu, di antara desahan yang tertahan dan tawa kecil yang canggung, kami meruntuhkan batas terakhir di antara kami, mengubah persahabatan menjadi sesuatu yang baru, sesuatu yang liar, dan sesuatu yang tidak akan pernah bisa kami lupakan. (Bab 1, Batas yang Kabur)

Senyumnya tidak pernah sampai ke matanya. Di sana, di kedalaman pupilnya yang gelap, ada sesuatu yang dingin, sesuatu yang mengamatiku bukan sebagai seorang anak, tapi sebagai... sesuatu yang lain. (Bab 2, Ayah Baru di Rumah Ibu)

Ia adalah seorang pemburu yang sabar, dan rumah ini adalah hutan barunya. Di dalamnya, ada seekor mangsa muda yang naif, yang tidak menyadari bahwa serigala telah diundang masuk untuk tidur di ranjang yang sama. (Bab 3, Topeng Sang Malaikat)

“Dengar, kalau kamu berani buka mulut, aku akan bilang ke Ibumu kalau anak gadis kesayangannya itu ternyata murahan yang sudah sering tidur dengan laki-laki.” (Bab 4, Rahasia yang Terenggut)

Rumah ini bukan lagi tempat perlindunganku. Setiap sudutnya menyimpan gema dari peristiwa itu, setiap bayangan seolah membentuk sosoknya. (Bab 5, Jeritan dalam Diam)

“Lebih enak sama Ayah atau sama dia?” bisiknya sambil terus menghujamku. Ia memaksaku menceritakan detail hubunganku dengan Dani, mengubah kenangan indah itu menjadi sesuatu yang kotor dan menjijikkan. (Bab 6, Di Bawah Bayang-Bayang Aib)

Ia adalah seorang dalang. Maya dan Irma adalah bonekanya. Maya, boneka naif yang menari dalam kebahagiaan palsu. Dan Irma, boneka tragis yang talinya terhubung langsung ke aibnya sendiri, menari mengikuti setiap sentakan jari Fuad. (Bab 7, Belenggu Aib dan Dusta)

Jiwaku menjerit. Pikiranku memberontak. Tapi tubuhku... tubuhku yang sialan ini berkhianat. (Bab 8, Pengkhianatan Tubuhku)

Malam ini, Irma sang korban telah mati. Dan dari abunya, sesuatu yang baru telah lahir. Sesuatu yang jauh lebih berbahaya. (Bab 9, Benci yang Menjadi Kuasa)

Ia tidak sadar, bahwa di ranjang itu, di tengah kegelapan, sang boneka juga sedang tersenyum. Sebuah senyuman dingin dan tanpa emosi. Karena malam ini, sang boneka telah memulai tariannya sendiri. (Bab 10, Boneka yang Mulai Menari)

“Malam ini... aku yang pimpin permainan, boleh?” bisikku, mencoba membuat suaraku terdengar serak dan penuh gairah. (Bab 11, Aku yang Memegang Kendali)

“IYA! AKU MEMPERKOSAMU! AKU MEMPERKOSAMU, IRMA! PUAS KAU, JALANG?!” Pengakuan itu menggema di ruangan. Sempurna. (Bab 12, Pengakuan Sang Iblis)

“Maafkan Ibu, Nak,” isaknya di bahuku. “Maafkan Ibu... Ibu buta... Ibu egois... Ya Tuhan, maafkan Ibu...” (Bab 13, Runtuhnya Rumah Kaca Ibu)

Tangan kami bekerja berdampingan, membersihkan masa lalu, menyiapkan lahan untuk sesuatu yang baru untuk tumbuh. (Bab 14, Fajar di Ujung Jalan)

“Seandainya tanpa ikatan cinta pun, kita akan tetap bisa seperti ini. Kalau aku butuh, aku akan bilang padamu. Dan kalau kamu butuh... kapan pun kamu mau, aku siap untukmu.” (Epilog, Atas Namaku Sendiri)

***

Di sebuah rumah yang tenang di sudut kota Depok, Irma mengira kebahagiaan ibunya adalah segalanya. Kehadiran Fuad, sang ayah tiri yang menawan, seolah menjadi jawaban atas doa-doa mereka. Namun, di balik senyum ramah dan sentuhan kebapakan, sepasang mata yang lapar mulai mengamati setiap lekuk tubuhnya yang beranjak dewasa. Di bawah atap yang seharusnya menjadi tempat berlindung, sebuah neraka pribadi mulai dibangun, dan Irma akan segera mengetahui bahwa monster paling menakutkan sering kali datang dengan wajah seorang malaikat.

Ketika topeng itu akhirnya terlepas, surga kecilnya runtuh. Setiap sudut rumah berubah menjadi saksi bisu dari sebuah rahasia kotor yang mengikatnya. Ia dipaksa menari dalam permainan yang tidak ia inginkan, di mana tubuhnya sendiri menjadi sangkar dan kenikmatan adalah jeruji besinya. Setiap desahan yang dipaksakan adalah jeritan yang tertahan, dan setiap sentuhan terlarang adalah rantai yang semakin erat membelenggu jiwanya, mengubahnya dari seorang gadis riang menjadi boneka yang rusak.

Namun, bahkan boneka yang paling hancur pun bisa belajar menarik talinya sendiri. Dari dasar jurang keputusasaan, sebuah kebencian yang dingin dan terfokus mulai membara. Irma sadar bahwa lari bukanlah sebuah pilihan. Satu-satunya jalan keluar adalah dengan masuk lebih dalam ke permainan sang predator. Ia akan berhenti menjadi mangsa dan mulai belajar menjadi pemburu, mengubah air matanya menjadi racun dan aibnya menjadi senjata pamungkas.

Ia mulai menenun sebuah jebakan. Jebakan yang dibangun dari sutra hasrat dan benang dusta yang rumit. Ia akan memberikan monster itu semua yang diinginkannya, memainkan peran sebagai jalang kecil yang patuh, membawanya ke puncak arogansi dan nafsu hingga ia lengah. Di ranjang yang sama yang menjadi saksi penderitaannya, ia akan menggelar sebuah pertunjukan terakhir, sebuah interogasi sensual di mana setiap orgasme ditukar dengan sebuah pengakuan.

Dalam permainan terlarang di mana kekuasaan adalah segalanya, bisakah seorang gadis yang terluka membalikkan keadaan? Seberapa jauh ia bersedia pergi untuk menghancurkan pria yang telah merenggut segalanya darinya? Ketika jebakan erotis itu akhirnya siap, hanya akan ada satu pemenang. Dan di akhir malam, jeritan kepuasan akan sulit dibedakan dari jeritan kekalahan.

Contents:

Batas yang Kabur—1

Ayah Baru di Rumah Ibu—17

Topeng Sang Malaikat—29

Rahasia yang Terenggut—41

Jeritan dalam Diam—53

Di Bawah Bayang-Bayang Aib—63

Belenggu Aib dan Dusta—77

Pengkhianatan Tubuhku—87

Benci yang Menjadi Kuasa—101

Boneka yang Mulai Menari—113

Aku yang Memegang Kendali—125

Runtuhnya Rumah Kaca Ibu—149

Fajar di Ujung Jalan—163

Epilog: Atas Namaku Sendiri—175

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.