Di apartemen Maya yang penuh warna, Lisa menemukan dunia yang tak pernah ia sentuh sebelumnya. Ciuman pertama mereka, penuh keraguan namun membara, membukakan pintu ke gairah yang tak bisa ia tolak. Malam-malam berikutnya dipenuhi pelukan dosa—bibir Maya di payudaranya, jari-jarinya menjelajahi lobangnya, bahkan dildo yang membawanya ke puncak kenikmatan yang asing sekaligus adiktif. Tapi setiap sentuhan itu membawa serta bisikan rasa bersalah; keluarganya tak akan pernah memaafkan, dan Tuhan mungkin telah menutup mata. Lisa terjebak antara hasrat yang membakar dan aturan yang menghantuinya—akankah ia menyerah sepenuhnya pada Maya?
Cinta mereka berkembang dalam bayang-bayang, tersembunyi dari dunia yang menghakimi. Tapi rahasia itu tak bertahan lama—rumor di kantor mulai menyebar, bisik-bisik tentang “Lisa dan cewek artis” menggema di telinganya. Di rumah, ibunya mendesaknya menikah dengan seorang dokter, pria yang tak ia inginkan, sementara bayangan rudal pria itu membuatnya jijik dibandingkan kelembutan Maya. Ketegangan memuncak saat Maya ingin hubungan mereka terbuka, tapi Lisa, anak patuh yang tak pernah melawan, mulai menjauh. Bisakah cinta ini bertahan di tengah tekanan yang mencekik?
Malam terakhir mereka adalah ledakan gairah dan air mata. Di lantai apartemen, Maya mengambilnya dengan dildo, membukanya lebar, lalu mengajarinya membalas—memek mereka saling bertemu dalam kenikmatan terlarang, klimaks yang mengguncang jiwa. Tapi di balik erangan dan ciuman basah, ada perpisahan yang tak terucapkan. Lisa tahu ia tak bisa terus hidup dalam pelukan dosa ini; dunia di luar pintu menuntutnya kembali, dan ia memilih menyerah—meninggalkan Maya demi keluarga dan “jalan yang benar.” Tapi saat Maya pergi dari kota, meninggalkan surat cinta, apakah Lisa benar-benar bisa melupakannya?
Kini Lisa hidup seperti bayangan dirinya sendiri, tersenyum pada keluarga yang lega, bertemu pria yang tak ia cintai. Tapi di malam yang sepi, mimpi tentang Maya menghantuinya—jari-jarinya, lidahnya, dildo yang membawanya ke puncak. Cinta terlarang itu tetap terukir di hatinya, sebuah dosa yang tak pernah ia sesali sepenuhnya. Akankah ia menemukan keberanian untuk merebutnya kembali, atau harapan itu hanya akan hidup dalam doa yang tak terjawab? Cinta Terlarang dalam Pelukan Dosa mengajakmu menyelami gairah yang terlarang, di mana batas antara benar dan salah menjadi kabur, dan hati tak pernah benar-benar bebas.
***
Kau kan slalu tersimpan di hatiku
Meski ragamu tak dapat ku miliki
Jiwaku kan slalu bersamamu
Meski kau tercipta bukan untukku
Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi
Hanya untuk barsamanya
Ku mencintainya sungguh mencintainya
Rasa ini sungguh tak wajar
Namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya
Mengapa cinta ini terlarang
Saat ku yakini kaulah milikku
Mengapa cinta kita tak bisa bersatu
Saat ku yakin tak ada cinta selain dirimu
Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi
Hanya untuk barsamanya
Ku mencintainya sungguh mencintainya
Rasa ini sungguh tak wajar
Namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya
Rasa ini sungguh tak wajar
Namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya oh
Tuhan berikan aku hidup satu kali lagi
Hanya untuk barsamanya
Ku mencintainya sungguh mencintainya
Rasa ini sungguh tak wajar
Namun ku ingin tetap bersama dia
Untuk selamanya oh
Contents:
Pertemuan dan Ketertarikan Awal—1
Gairah yang Tumbuh—15
Puncak Gairah & Keintiman yang Terlarang—29
Konflik Eksternal: Dunia Menghakimi—43
Keputusan dan Harapan—53