"Ketidakadilan, diskriminasi, dan kekerasan selalu menimbulkan korban, baik perseorangan maupun kelompok: marjinal,  etnis, agama, minoritas, kelas sosial, atau gender. Korban secara  faktual dirugikan dan secara struktural berada dalam posisi lemah  sehingga tidak bisa membela diri atau tidak memperoleh perlindungan.  Dengan demikian, korban berada dalam posisi didominasi. Dominasi Penuh Muslihat mengajak pembaca mengaitkan dominasi dengan dampak negatifnya---terutama karena sifat manipulatif dominasi  mengakibatkan ketidakadilan dan diskriminasi sehingga mendorong  terjadinya kekerasan. Buku ini mengupas dominasi kejahatan politik,  dominasi agama, dominasi gender melalui wacana, dominasi simbolis dalam  pendidikan, dan dominasi kapital dengan segala dampak negatifnya.  Melalui berbagai muslihatnya, dominasi bisa tidak dirasakan atau bahkan  disetujui oleh korbannya. Lebih parah lagi, dominasi bisa menyelinap  masuk ke orang perseorangan atau kelompok sehingga menjadi motivasi atau  aspirasi pribadi. Keprihatinan terhadap rekayasa dan muslihat dominasi inilah yang mendorong penulis untuk membantu membongkar mekanisme kekerasan dan  diskriminasi agar masyarakat semakin kritis terhadap bujukan, rayuan,  atau gagasan yang seakan membantu, namun sebetulnya memasang perangkap  gagasan yang seakan membantu, namun sebetulnya memasang perangkap  kepatuhan, fanatisme, radikalisme, konsumerisme, atau politik  pencitraan."