Anak-anak duduk berjam-jam di dalam kelas, menghafal rumus dan teori yang terasa asing dari kehidupan nyata. Guru sibuk mengejar target kurikulum, siswa stres mengejar nilai. Sekolah menjadi pabrik yang mencetak lulusan seragam tanpa jiwa.
Padahal, jauh sebelum konsep "sekolah" diimpor dari Barat, nenek moyang kita sudah mengembangkan sistem pendidikan yang jauh lebih organik dan bermakna. Hutan Mentawai menjadi guru yang hidup, mengajarkan kebijaksanaan survival dan harmoni dengan alam. Rumah panjang Dayak berubah menjadi kampus kehidupan yang mendidik komunalisme.
Suku Bajo menjadikan lautan sebagai universitas, di mana membaca bintang dan arus adalah literasi sejati. Orang Sunda belajar dari padi dan gunung, melahirkan falsafah Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh yang mengajarkan saling mengasah, menyayangi, dan mengasuh.
Tradisi lompat batu Suku Nias bukan sekadar atraksi budaya, tapi kurikulum keberanian yang menempa karakter. Ritual Tiwah Suku Dayak Ngaju mengajarkan tentang kewajiban dan kosmologi melalui upacara kematian yang sakral.
Semua ini menunjukkan bahwa pendidikan sejati bukan transfer informasi, melainkan transformasi karakter melalui pengalaman hidup yang autentik.
Sebagai seseorang yang prihatin dengan kekeringan makna dalam dunia pendidikan modern, saya merasa terpanggil untuk menggali kembali khazanah pedagogis Nusantara yang hampir punah.
Pendidikan ala Nusantara adalah hasil penjelajahan saya ke dalam 20 tradisi pembelajaran dari berbagai suku di Indonesia. Dari hutan sebagai guru hingga upacara adat sebagai sekolah publik. Dari pedagogi non-verbal Asmat hingga strategi "belajar dengan pengurangan" Suku Baduy.
Buku ini bukan romantisasi masa lalu, tapi tawaran perspektif alternatif untuk mengatasi krisis pendidikan modern. Karena pendidikan sejati harusnya membangun manusia utuh, bukan robot penghafal.
Edukator partikelir dan programmer milenial yang senantiasa berupaya merajut benang merah antara ajaran dan laku hidup leluhur Nusantara dengan pengetahuan dan praktik keseharian generasi muda Indonesia.