Sederhananya, dalam Mabda’ wal Ma’ad, Ibnu Sina membahas mengenai sangkan paran (asal dan tujuan) alam semesta, termasuk manusia. Bagaimana alam semesta mewujud? Apakah Tuhan “berkewajiban” menciptakan makhluk ataukah itu hanya sebatas efek dari Keberadaan-Nya? Bagaimana alam semesta bekerja, bergerak? Apakah jiwa manusia mewujud terlebih dahulu dibandingkan jasadnya, ataukah keduanya mengada secara bersama-sama? Apakah satu jasad, satu jiwa; ataukah jiwa telah berulang kali keluar-masuk pada jasad yang berbeda-beda(reinkarnasi)? Ke mana jiwa pergi setelah jasad hancur (mati)? Bagaimana jiwa menerima ganjaran (pahala) atau siksa?
Akhirnya, kitab ini tidak hanya warisan intelektual, tetapi juga cerminan dari kemampuan manusia untuk menyelami hakikat keberadaan. Mabda’ wal Ma’ad adalah permata yang tak ternilai dalam khazanah filsafat dunia.