Pitaloka dan Aditya dulu hanya teman SMA, namun benih cinta tumbuh diam-diam sebelum Adit pindah tanpa sempat berpamitan. Tujuh tahun kemudian, di tengah rutinitas menulis dan menyeruput kopi di kafe, Pitaloka dikejutkan oleh sosok yang dulu selalu ia rindukan. Surat yang pernah dititipkan Adit ternyata tak pernah sampai, meninggalkan rindu yang membeku dalam diam. Pertemuan itu membuka kembali luka lama sekaligus harapan baru: apakah mereka mampu merajut kisah yang sempat tertinggal? Ini adalah kisah tentang cinta pertama, jarak, dan keberanian menyampaikan perasaan yang terlalu lama terpendam.