Namanya Nguyễn Thị Linh, sepuluh tahun, rambut hitam selembut bayangan bambu. Ia tumbuh di sebuah gang sempit di distrik Đà Kao, Ho Chi Minh City, di rumah kontrakan yang selalu wangi kapur barus dan daun jeruk. Ibunya, Phạm Thu Trang, penjahit rumahan yang cepat tangannya; Ayahnya, Lê Quang Huy, sopir ojek daring yang hafal seluk-beluk kota bagai garis pada telapak tangannya sendiri.