Avery Collins lahir dalam sunyi yang rapat seperti kabut di atas sungai, ketika musim berganti dan jam dinding menyebut jam dua dini hari. Dokter bilang semuanya normal, kecuali satu hal yang membuat bidan tersenyum ragu: motif pada telapak kaki Avery begitu tegas, bukan garis halus seperti kebanyakan, melainkan pola rumit mirip peta sungai yang bercabang-cabang, seolah seorang pelukis iseng menaruh kuas tipis di kulit bayi itu. Ibunya, Nora MacKenzie, menatap telapak kecil itu lama, meraba yang kiri dan kanan, lalu membisik, “Kau membawa peta pulang, Sayang.”