Perayaan kematian yang dipengaruhi hasrat untuk hadir, dikenali, dihormati, dan memosisikan diri atau golongan tertentu pada suatu tataran sosial budaya tertentu akhirnya memiliki kecenderungan untuk membentuk suatu kebiasaan yang mengarah pada suatu gaya hidup. Penulis mengkaji perayaan kematian dari berbagai filsafat kematian menurut berbagai pemikiran filsuf, psikologi kematian, perayaan kematian dalam sudut pandang kepercayaan/agama, dan studi kasus tentang peringatan kematian seperti pada prosesi mengantar roh orang mati (atman) menuju alam baka pada tradisi di Bali (ngaben), berita kematian pada surat kabar (obituary), hingga homology instrumentasi pendukung ”perayaan kematian” seperti atribut dan busana.