Dekonstruksi hadir dengan latar-belakang posmodernisme yang berdasarkan pemikiran filsafat bahwa susunan pemikiran yang begitu terpadu, yang tersusun rapi, kini dipilah-pilah sampai ke dasar-dasarnya. Kehadiran dekonstruksi dilihat sebagai bagian dari posmodernisme yang secara epistemologi atau filsafat pengetahuan, harus menerima suatu kenyataan bahwa manusia tidak boleh terpaku pada suatu sistim pemikiran yang begitu ketat dan kaku.
Dekonstruksi Derrida menawarkan perbedaan dan penangguhan kebenaran makna atau disebut différance. Menghasilkan karya desain yang aneh, ganjil, maupun modern yang keluar dari aturan baku hendaknya bukan tujuan utama bagi desainer. Lebih dari itu, desainer wajib untuk bisa melihat dan merasakan perubahan budaya sehingga karya yang dihasilkan bisa adaptif terhadap dialektika sosial yang terjadi. Tulisan ini mencoba membaca teks penerapan dekonstruksi pada karya Desain, pada bahasan khusus menghadirkan upside down building atau "gedung yang terbalik" (literraly) sebagai studi kasus.