“Kau serius?” tanya Amelia Frost, sahabat sejak SMP yang kebetulan barusan memasang poster “Open Mic Night” di papan pengumuman minimarket. Amelia berponi miring, suaranya rendah dan tegas, seperti penyiar radio malam. Ia memeluk mantel hujan, menatap Oliver yang berdiri di lorong mi instan.