menyusuri kota-kota tanpa nama
kendaraan terus berjejal seperti rindu
yang hinggap di pundakmu, dengan tangan terbuka
kau mencakar langit muram di petik hujan
selalu ada luka berdenting di pelupuk waktu
lalu basah doa mengantar ruh-ruh sunyi
mengetuk daun pintu menuju arah pulang
M. Arfani Budiman dilahirkan di Bandung, 6 Januari 1989. Pernah kulaih di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.
Puisinya dimuat di Pikiran Rakyat, Jurnal Nasional, Jawa Pos, Lampung Post, Riau Pos, Indopos, Media Indonesia, Bali Post, Banjarmasin Pos, Suara Merdeka, Suara NTB, Radar Surabaya, Radar Tasikmalaya, Sinar Harapan, Haluan Padang, Fajar Sumatera, Jurnal Sajak, Buletin Sastra Pawon, Majalah Horizon. Serta terkumpul pada antologi bersama seperti Berjalan ke Utara (2010), Bendera Putih Untuk Tuhan (2014), Nun (2015), Matahari Cinta Samudera Kata (2016).Menjuarai berbagai lomba menulis puisi dan baca puisi. Antologi tunggal pertamanya berjudul Pengakuan Bulan (Penerbit Literat, 2013), dan yang keduanya Pecahan Kaca di Jalan Lestari (Penerit Asasupi, 2017). Aktif di arena Studi Apresiasi Sastra (ASAS) UPI. Sekarang tinggal di Bandung.