Tanaman Kultural dalam Perspektif Adat Jawa: Kajian Aspek Filosofi, Konservasi dan Pemanfaatan Tanaman dalam Kultur dan Tradisi Jawa

· Universitas Brawijaya Press
5.0
2 reviews
Ebook
236
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Masyarakat Jawa memiliki sistem pandangan hidup yang disebut kejawen merupakan suatu pandangan yang sangat dipengaruhi budaya Jawa yang dalam memiliki sifat komprehensif dan holistik dalam memandang lingkungan. Pandangan hidup kejawen yang memiliki kaitan dengan pelestarian lingkungan adalah memayu hayuning bawono dan dangkan paraning dumadi. Memayu hayuning bawono berarti menjaga keindahan dunia beserta isinya, sedangkan sangkan paraning dumadi berarti dari mana, untuk apa, dan mau kemana manusia itu hidup. Pandangan kejawen merupakan pandangan yang memiliki sifat kosmis, religius-mistis dan menekankan adanya keselarasan hubungan manusia dengan alam.

Hubungan terhadap alam ini, juga menyangkut mengenai hubungan terhadap tanaman. Tanaman oleh Masyarkat Jawa, dimanfaatkan tidak hanya sebatas fisik dan teknis saja (bahan makanan, obat, kosmetik, bahan bangunan dan lain-lain), tetapi juga dimanfaatkan sebagai bagian dari kehidupan spiritual. Sebagai simbol harapan dan juga piwulang sepuh ata uajaran budi pekerti yang luhur dari nenek moyang. Tanaman yang membawa pesan-pesan luhur ini umumnya merupakan tanaman lokal Indonesia, dan banyak diantara jenisnya telah menjadi langka. Tanaman yang dibahas dalam buku ini terdiri dari 51 spesies dan 31 famili. Tanaman-tanaman tersebut umumnya merupakan tanaman yang secara alami tersebar di Indonesia.

Contoh tanaman yang menjadi simbol untuk pemimpin dan biasanya ada di halaman kantor pemerintahan adalah beringin, jambu dersono, sawo kecik dan lain-lain. Pemilihan tanaman ini dikarenakan tanaman ini mengandung ajaran bagi pemimpin, beringin sebagai simbol pengayoman, jambu dersono simbol agar manusia menyebarkan kasih sayang terhadap sesama, sawo kecik yang mengajarkan manusia untuk menanam kebaikan. Tanaman yang digunakan untuk kegiatan upacara adat seperti pernikan juga akan menggunakan tanaman yang dapat membawa ajaran bagi kerukunan bagi keluarga dan upacara-upacara lain juga akan menggunakan tanaman yang berbeda sesuai dengan tujuan. Penggunaan tanaman sebagai simbol ini umumnya diambil dari segi linguistik, bentuk tanaman dan manfaat tanaman.

Ratings and reviews

5.0
2 reviews

About the author

Penulis, Purnomo lahir di Blitar, 25 Desember 1988, anak terahir dari tiga bersaudara, pasangan Bapak Ponimin dan Ibu Sri Muin. Penulis menyelesaikan pendidikannya di SDN Bacem IV, SLTPN 1 Ponggok, SMAN 1 Ponggok, Kabupaten Blitar. Sedangkan pendidikan di perguruan tinggi diselesaikan di Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Brawijaya.
Selama dalam pendidikan, baik di sekolah menengah maupun perguruan tinggi penulis sempat aktif dalam berbagai kegiatan keorganisasian, seperti pernah menjadi Ketua OSIS SMAN 1 Ponggok Periode 2004/2005, Koordinator Desa Kuliah Kerja Nyata Konservasi (KKN-K) Wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TN-BTS), Kepala Staf Logistik Resimen Mahasiswa 803 periode 2008/2009, Kepala Urusan Personalia Resimen Mahasiswa periode 2009/2010 dan Dewan Komisi Tingkat (DKT) Himpunan Mahasiswa Biologi 2008-2009. Selain itu penulis sempat menjadi asisten praktikum beberapa mata kuliah dan kegiatan-kegiatan kepanitiaan nasional maupun internasional seperti CEI (Caretakert of The Environment International Conference), Seminar nasional mengenai Potensi Migas dan Antisipasi bencana di Jawa Timur, Kursus Pelatih Nasional (SUSPELATNAS) Resimen Mahasiswa, Pelatihan pencuplikan dan pengawetan hewan untuk Guru Biologi SLTA Se-Jawa Timur, Pelatihan Penelitian Padi Sawah Organik untuk Guru dan siswa SLTA/MA Se-Malang Raya serta seminar-seminar lainnya.
Penelitian akhir yang dilakukan penulis ketika masih duduk di bangku kuliah adalah mengenai konservasi yang diintegrasikan dengan kultural budaya. Tulisan yang telah dipublikasikan penulis dalam forum internasional adalah Tenggerese Perception Toward Pedanyangan, A Sacred Place, and its Implication for Biodiversity Conservation dalam seminar International Conference on Global Resource Conservation pada tahun 2010 dan Perception Of Tenggerese In Ngadas Toward Nature As A Implementation Of Javanese Philosophy Memayung Hayuning Bawono serta plants and plant philosophy of traditional wedding ceremony of java and conservation aspects yang dipresentasikan pada seminar yang sama di tahun 2011 dan 2012. Penulis pernah bekerja membatu penelitian dalam rangka restorasi Danau Ranu Pane, Proyek kerjasama Univeristas Brawijaya dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) (2011), membantu penelitian serangga di lahan Agroforestri Porang serta sejumlah penelitian lainnya. Saat ini penulis bekerja sebagai Teknisi Lab. di Laboratorium Ekologi dan Diversitas Hewan, Jurusan Biologi Universitas Brawijaya, selain itu penulis juga merupakan anggota PTTI (Perhimpunan Taksonomi Tumbuhan Indonesia).

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.