Sontak saja es krim yang kupegang terlepas dari tangan karena tabokan super Imel. Sahabatku ini memang latah kalau ada cowok ganteng. Tapi, kali ini aku kurang sigap dengan serangan mendadak Imel. Akibatnya es krim yang baru dijilat sekali itu terjun ke trotoar.
"Ganteng banget, Mir. Kali ini gue yakin banget kalo jodoh gue nanti bakal seganteng itu."
Aku cuma bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Imel yang sontak memutar tubuhnya saat bule yang dia maksud memilih untuk duduk tak jauh di belakang kami.
"Bukan bule itu, Mel. Ngapain coba bule jam segini nongkrong di taman? Cuma rambutnya doang itu yang disemir biar dibilang bule," terangku.