baru muncul dari peraduannya tak kuasa
meredam udara bersuhu 13 derajat Celsius.
Melesakkan kembali tubuh ke bawah selimut
menjadi "kemewahan" yang paling saya inginkan
di kebekuan pagi itu. Tapi aroma kopi panas
membuat saya bergegas menuju pawon (dapur).
Saya hanya sempat berucap selamat pagi kepada
Bu Kerto, pemilik rumah tempat kami menginap
sementara. Setiap air kopi itu membasuh
kerongkongan, kebekuan darah seperti mencair
pelan-pelan.