PERJUANGAN PRAJURIT CPM KOMPI C BATALYON GARUDA LAMPUNG: MENGHADAPI AGRESI MILITER II BELANDA UNTUK MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN RI

· PUSPOMAD & CAHAYA PUSTAKA NUSANTARA
5.0
5 reviews
Ebook
168
Pages
Ratings and reviews aren’t verified  Learn More

About this ebook

Buku ini mengabadikan perjuangan prajurit Corps Polisi Militer (CPM) Kompi C Batalyon Garuda Lampung dalam pertempuran menghadapi Agresi Militer II Belanda tahun 1949, dalam perang mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Nilai-nilai dan spirit perjuangan prajurit CPM Kompi C Batalyon Garuda Lampung menjadi relevan untuk dimaknai kembali serta diwariskan kepada generasi penerus CPM dan pemuda-pemudi Indonesia, terlebih mengingat bangsa dan negara kita tak henti menghadapi berbagai tantangan terutama dalam perjalanan mewujudkan visi besar menjadi negara maju di satu abad kemerdekaan Indonesia tahun 2045, yang kita cita-citakan sebagai Indonesia Emas. Jika dahulu prajurit CPM Kompi C Batalyon Garuda Lampung berkorban jiwa raga demi mempertahankan kemerdekaan RI, maka generasi penerus CPM dan pemuda-pemudi Indonesia kini wajib menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan mengisi kemerdekaan dengan memajukan bangsa-negara Indonesia melalui medan tugas dan perjuangan di bidangnya masing-masing. Setiap nyawa dan tetes darah yang dikorbankan para pahlawan harus kita balas dengan pengabdian penuh dedikasi serta kerja keras dan karya nyata, sekalipun semua itu tak akan pernah sepadan mengganti pengorbanan dan jasa para pahlawan untuk mewujudkan dan mempertahankan kemerdekaan RI. Buku ini disusun dalam 5 Bab:


Bab 1 – LAHIRNYA TENTARA KEAMANAN RAKYAT

Bab 1 mengisahkan peristiwa serangan bom atom di kota Hiroshima dan Nagasaki pada tahun 1945 yang menyebabkan Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu dan menjadi momentum untuk Indonesia memproklamasikan kemerdekaan RI. Setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, para tokoh pejuang kemerdekaan membentuk Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang berasal dari Badan Penolong Korban Perang (BPKP). Kemudian, pada 5 Oktober 1945 Presiden Soekarno mengeluarkan Maklumat No 6 tentang pembentukan angkatan perang yang diberi nama Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Sejarah lalu mencatat TKR yang berdiri pada 5 Oktober 1945 diubah namanya menjadi TRI (Tentara Republik Indonesia) pada 25 Januari 1946 dan pada tanggal 3 Juni 1947 Tentara Republik Indonesia (TRI) berubah nama menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI), dan dimuat dalam Berita Negara Tahun 1947 No. 24. Di akhir bab, diceritakan tentang perjuangan-perjuangan TNI mulai dari mempertahankan Kemerdekaan RI, peran TNI pasca kemerdekaan hingga reformasi.


Bab 2 – CIKAL BAKAL CORPS POLISI MILITER

Bab 2 mengungkap sejarah berdirinya Corps Polisi Militer (CPM) yang berasal dari Polisi Tentara dan sudah ada sejak lahirnya Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dalam bentuk  Divisi Polisi Tentara TKR. Pada tanggal 22 Juni 1946 saat Konferensi Polisi Tentara Jawa Madura di Hotel Kopeng yang bermula dari gagasan S. Parman dan Sutoyo Siswomiharjo serta didukung oleh seluruh peserta maka diputuskan pemberian nama Divisi Gajah Mada sebagai sebutan untuk Divisi Polisi Tentara TKR. Penataan organisasi Polisi Tentara terus dilaksanakan seiring perkembangan organisasi TKR. Pada tanggal 20 Maret 1948, dibentuklah Corps Polisi Militer (CPM) dengan komandan sementara Kepala Staf Angkatan Perang (KSAP) Komodor Udara Suryadarma. Sejarah mencatat berbagai penataan organisasi CPM selanjutnya hingga menjadi Pomad. Di akhir bab, diceritakan peran CPM dari masa kemerdekaan hingga reformasi. Pada HUT CPM ke 77 tahun 2023, Danpuspomad sudah mengungkapkan sejarah organisasi Polisi Tentara yang pertama kali diresmikan oleh Presiden Soekarno, yakni Divisi Sapujagat. Fakta tersebut sudah dimasukkan dalam buku ini untuk melengkapi perjalanan sejarah dan perkembangannya CPM dari Divisi Sapujagat sampai menjadi Pomad. 


Bab 3 -  JEJAK PERJUANGAN PRAJURIT CPM LAMPUNG

Bab 3 menceritakan peristiwa pembentukan PKR, TKR dan Polisi Tentara di Lampung. Diawali pada tanggal 23 Agustus 1945 di Lampung, Mr. A. Abbas sebagai salah seorang anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) dari Sumatera membawa kabar bahwa di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1945 telah diproklamasikan kemerdekaan RI oleh Soekarno-Hatta. Informasi tersebut kemudian membuat para tokoh masyarakat dan pejuang Lampung bersiap untuk mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang yang masih berkuasa sekaligus melucuti senjata dari tentara Jepang. Dalam bab ini diceritakan berdirinya CPM Kompi C Batalyon Garuda Lampung dan sejumlah peristiwa pertempuran yang terjadi antara pasukan CPM dan tentara Belanda dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI di wilayah Lampung dan Sumatera Bagian Selatan hingga akhirnya terjadi gencatan senjata dan pengakuan kedaulatan RI oleh Belanda di Kotabumi.


Bab 4 – PARA TOKOH PEJUANG & PAHLAWAN CPM LAMPUNG

Bab 4 menceritakan tentang profil dan kisah para tokoh pejuang dan pahlawan CPM Lampung yang telah berjuang mempertahankan kemerdekaan RI. Mereka yang terlibat dalan pertempuran sengit antara prajurit CPM Lampung melawan tentara Belanda dalam perang di sejumlah daerah di Lampung khususnya dan Sumatera Bagian Selatan pada umumnya telah meninggalkan kisah heroik, kejuangan dan kepahlawanan para prajurit CPM Lampung. Nama-nama para pejuang dan pahlawan CPM Lampung tak hanya layak dikenang, lebih dari  itu penting diabadikan dan dijadikan teladan bagi generasi penerus TNI dan CPM, serta generasi muda Indonesia.


Bab 5 – MONUMEN PERJUANGAN CPM LAMPUNG

Bab 5 mengisahkan sejarah Monumen Perjuangan CPM Kompi C Batalyon Garuda Lampung yang didirikan di Desa Panggungrejo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung untuk mengenang perjuangan prajurit CPM Kompi C Batalyon Garuda Lampung dalam pertempuran mempertahankan kemerdekaan RI pada masa Agresi Militer II Belanda. Monumen ini dibangun tahun 1988 oleh CPM Garuda Hitam Bandarlampung, diresmikan Gubernur Lampung Poedjono Prayoto tanggal 19 Juni 1988. Berdirinya monumen Perjuangan CPM Kompi C Batalyon Garuda Lampung atas inisiatif beberapa anggota CPM yang mengalami secara langsung perjuangan dalam menghadapi Agresi Militer II Belanda di wilayah Lampung. Para inisiator pembangunan monumen tersebut di antaranya Samsul Bahri, Yahya Murad dan Raji Yahya yang difasilitasi oleh Mustajam, tokoh masyarakat Pringsewu dan pemilik lahan monumen. Pada masa perang kemerdekaan RI, Mustajam menjadi bagian dari pasukan Laskar Pejuang yang turut membantu CPM selama melaksanakan pertahananan negara di Desa Panggungrejo. Mustajam bertugas mengantar beras dan makanan lainnya dari Bandar Lampung ke Desa Panggung Rejo. Ia juga menyediakan rumahnya sebagai markas para prajurit dan pejuang.  

 





Ratings and reviews

5.0
5 reviews

About the author

ZULFIKAR FUAD adalah penulis buku biografi dan sejarah. Selama 22 tahun berkarya, ia telah menulis lebih dari 70 judul buku kisah hidup dan sejarah. Profil penulis: https://www.goodreads.com/author/show/6550433.Zulfikar_Fuad

Rate this ebook

Tell us what you think.

Reading information

Smartphones and tablets
Install the Google Play Books app for Android and iPad/iPhone. It syncs automatically with your account and allows you to read online or offline wherever you are.
Laptops and computers
You can listen to audiobooks purchased on Google Play using your computer's web browser.
eReaders and other devices
To read on e-ink devices like Kobo eReaders, you'll need to download a file and transfer it to your device. Follow the detailed Help Center instructions to transfer the files to supported eReaders.