Pameran Lukisan Painting Explorer ke-3 yang digelar 1 Juni hingga 1 September ini mengangkat tema “Negeri di Cloud”. Frasa ini merupakan pengembangan imajinasi negeri di awan yang kerap menjadi bayangan indah di masa kecil ke kondisi negeri di cloud, yaitu jaringan internet yang penuh kemudahan sekaligus menyimpan masalah teknologi informasi.
Kehidupan negeri di awan kerap menjadi lamunan ketika memandang langit yang dihiasi mega putih. Imajinasi itu semakin kuat saat terbang di atas awan. Kedamaian dan nirkegaduhan seakan terjamin di sana.
Sementara itu, awan yang dalam bahasa Inggris disebut cloud memiliki konotasi tersendiri dalam dunia digital. Komputasi awan atau cloud computing menjadi alam kehidupan unik di sana, di atas sana, atau seakan-akan di atas awan sana. Meskipun sesungguhnya cloud adalah jaringan internet antar komputer, ketika mengunggah file, bayangan yang ada seakan menerbangkannya ke atas awan. Apapun jenis file kini dapat diterbangkan ke cloud, tempat yang sangat luas tak tahu batasnya di mana. Namun benarkah kehidupan negeri di cloud seindah negeri di awan? Mengapa ada sampah di awan internet? Mengapa ada jejak digital di cloud? Imajinasi para seniman Painting Explorer mewujudkannya lewat lukisan.
Deni Junaedi atau “Deni Je” aktif sebagai pewacana seni maupun seniman. Pada pewacanaan, pria kelahiran Sukorejo Kendal 1973 ini menjadi dosen di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta. Peneliti seni ini pernah menjadi: Penyunting Penyelia (Pimred) Journal of Contemporary Indonesian Art; redaktur majalah Galeri Media Komunikasi Galeri Nasional Indonesia; kontributor majalah seni rupa Visual Arts; dan Pimred Makna Media Para Perupa. Selain itu, Deni kerap mengisi seminar, diskusi, maupun ceramah. Selaku seniman, ia sering mengikuti pameran seni rupa yang antara lain digelar di Yogyakarta, Jakarta, Bandung, Surabaya, Kendal, Magelang, Solo, Semarang, Bali, Budapest, Eger, Portugal, Singapura, Hongkong, Tokyo, Krabi, Petaling Jaya, Los Angeles, maupun New York. Lulusan Seni Lukis ISI Yogyakarta angkatan '97 ini menerima beberapa penghargaan seni, salah satunya adalah Pemenang Kompetisi Seni Lukis Total Indonesie – YSRI. Selain itu, aktivis seni yang tinggal di Jogja ini pernah menjadi: Ketua Pasar Seni FKY XV 2003; Ketua Pameran Besar Seni Rupa FSR ISI Yogyakarta berkerjasama dengan Srisasanti Gallery, The Highlight: dari Medium ke Transmedia tahun 2008; dan Ketua Jejaring Seniman Muslim KHAT. Praktek berkesenian maupun pemikirannya dapat diikuti di channel YouTube PAINTING EXPLORER.