Kepergian ke Malaysia semata-mata untuk merubah nasibnya. Somad Junaidi juga berharap bahwa kepergiannya ke Malaysia ini dapat menghilangkan bayang-bayang masa lalunya. Malaysia merupakan sebuah negera harapan buatnya. Setidaknya, di Negeri Jiran inilah Somad Junaidi menemukan bakatya sebagai seorang penulis. Dengan bantuan seorang mentor, akhirnya Somad Junaidi bisa melahirkan karya perdananya yang berjudul “Nasi Lemak”.
Pertama suka dunia tulis menulis ketika ia menginjak bangku sekolah SMP. Novel ini terbentuk juga karena andil dan jasa seorang yang menurut ia baik hati memberi semangat, siapa lagi kalau bukan sang mentor : Ipnu Rinto Nugroho atau lebih dikenal dengan nama pena: Noe R Noegroho. Pertama kenal dengan Noe, pertengahan September 2014. Penulis novel Nasi Lemak, yang bernama asli Saad Pamungkas ini, kelahiran Jember 20 Agustus ini, karya pertama tulisannya adalah cerpen Diary si Cowok Badak. Tema yang sesuai dengan statusnya: Jomblo. Novel ini adalah novel pertama karya tulisnya. Berbekal pengalaman pernah merantau ke luar negeri. Cerita dalam novel ini dibumbui oleh pengalaman-pengalaman berharga berjumpa dengan berbagai ragam macam orang.
Novel ini menceritakan dan menekankan betapa pentingnya peran guru, orang tua, menjaga anak mereka dari hal-hal yang negatif di sekitar mereka, terutama “bully” yang bisa berdampak ke kejiwaan dan psikologis anak. Terutama guru, mereka seharusnya jadi pengayom siswa dan seharusnya memiliki kesadaran tentang bahayanya bully, bukan malah berlagak acuh, atau malah bengis menghukum siswanya.
Penulis berharap ke depannya bangsa Indonesia memiliki institusi pendidikan (dimana pun berada) yang aman bagi para peserta didik, hingga menciptakan generasi muda yang sehat dan cerdas bagi bangsa dan negara.