Namaku Ibrahim Naail, masih dipanggil Ib oleh keluarga yang entah mengapa pikir “Ibrahim” terlalu serius untuk orang yang sering keliru mengirim stiker nangis di grup kantor. Sudah enam bulan sejak kami—aku, Aishath Sama, Hussain Rilwan, dan Mariyam Fazeela—menemukan pulau, sambal yang jujur, pasar malam, dan seekor ayam berkarisma yang sejak itu mengambil alih hidup kami sebagai sound designer tak resmi.