Di lembah Verrières, pagi selalu datang dengan langkah lembut. Kabut turun seperti syal wol yang disampirkan pada bahu pegunungan. Di bawah bayang Jungfrau yang putih, genta-genta kecil pada leher sapi berdering ringan, sebuah musik yang tak pernah bosan didengar oleh Lukas Meier. Ia berdiri bersandar pada tongkat kayu cemara, memandang kawanan sapinya yang menyebar seperti pulau-pulau cokelat di lautan hijau. Udara yang ia hirup dingin namun bersih; aroma rumput basah, resin pinus, dan sedikit garam keringat dari kerja awal pagi menempel pada kulitnya seperti doa.