Setiap pagi, sebelum kota benar-benar bangun, Sofía Valera terbiasa memeriksa dua hal: warna bara dan warna langit. Bara bercerita tentang panas; langit bercerita tentang waktu. Tetapi pada subuh yang lembab di awal musim angin timur, sesuatu berubah. Bara tetap merah, langit tetap miring, namun hidung Sofía seperti kaca yang dilapisi embun dari dalam.