Buku ini bermula dari sesuatu yang sangat sederhana: ke inginan untuk merangkum catatan-catatan lapangan dari penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh program doktoral di Universitas Leiden. Ada semacam mitos yang telah sering didengar bahwa belajar di Belanda berarti siap bertransformasi menjadi seorang antropolog. Tak lain karena etnografi memiliki akar yang kuat di negeri kincir angin ini, yang menjadi ciri khas budaya akademik di sini. Maka seorang mahasiswa, apa pun latar belakang disiplin ilmunya saat baru tiba di Belanda, mau tidak mau harus mempelajari metode ini. Terlebih jika dia datang ke Universitas Leiden, kampus tertua di Belanda, yang telah melahir kan tokoh-tokoh besar dalam antropologi, seperti ahli studi keislaman, Snouck Hurgronje, yang pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Leiden sampai dengan pakar studi hukum, Cornelis van Vollenhoven, yang kita kenal sebagai perintis kajian hukum adat.