Nikola Jovanović berdiri di ambang pintu rumah kayu tua milik ibunya di pinggiran Kragujevac, mendengarkan bunyi jam dinding yang sudah turun-temurun. Di atas meja, ada secarik kertas: peta Eropa yang memudar, lingkaran spidol yang berawal dari Serbia dan berakhir pada sebuah gugus pulau di samudra: Maldives. Ayahnya, Dragan, pernah berkata sambil menunjuk laut biru di televisi, “Kalau suatu hari kau ingin tahu apa artinya menjadi kecil dan tetap utuh, berdirilah di tepi lautan dan dengarkan.” Nikola menelan ludah saat mengingatnya.