Pagi itu, udara membawa aroma yang tidak dimasak Camila: asap tipis, seperti surat dari tempat jauh yang menolak menyebutkan alamat. Di tepi sungai, permukaan air memantulkan langit pucat. Dinding kenangan berdiri tenang, mosaiknya menangkap cahaya yang pelit. Rafael mengangkat keranjang roti, Camila mengangkat tutup panci. Keduanya, tanpa saling menyepakati, menoleh ke arah bukit kering di utara.