Dan di sanalah dia—Yudha. Duduk santai di balkon lantai dua rumahnya yang tepat menghadap kamar tidurku. Hoodie hitam, laptop di pangkuan, lampu balkon yang redup membuat bayangan wajahnya jadi setengah gelap. Tapi matanya... Tuhan, mata itu. Tetap tajam bahkan dalam pencahayaan remang.
Aku membeku di balik tirai. Jantungku berdetak lebih cepat. Bukan karena takut, tapi karena sensasi aneh yang menggelitik bagian dalam pahaku setiap kali aku melihat dia. Yudha Wiratama. Cowok yang sudah jadi bahan khayalan mesumku dikamar mandi sejak aku kelas lima SD. Dulu dia cuma anak orang kaya sombong yang suka ngacir pakai motor gede tiap malam. Sekarang? Dia seperti versi lokal dari bintang Netflix yang kelewat ganteng, arogan, dan selalu tahu dia diinginkan. (Hal 4-5)
***
Di balik kaca jendela kamarnya, Nadia menyimpan rahasia yang membara. Setiap malam, tatapan dari balkon seberang—mata Yudha Wiratama yang tajam dan penuh godaan—menyulut sesuatu dalam dirinya. Dari sekadar Wi-Fi yang dicuri, hubungan mereka meluncur ke dalam permainan hasrat yang berbahaya. Tapi, apakah bara itu hanya nyala sesaat, atau api yang akan menghanguskan hatinya?
Yudha adalah badai yang tak bisa Nadia hindari. Dengan setiap sentuhan, bisikan, dan ciuman yang penuh janji, ia menyeret Nadia ke tepi jurang nafsu dan cinta. Namun, di balik senyumnya yang arogan, ada luka yang disembunyikan, rahasia yang tak pernah ia bagi. Apa yang akan Nadia temukan ketika jendela itu akhirnya terbuka lebar?
Cemburu, pengkhianatan, dan gairah yang tak terkendali membentuk labirin emosi di antara mereka. Ketika bayangan orang lain—baik Yosi yang lembut maupun Citra yang menggoda—menyelinap masuk, Nadia dipaksa menghadapi pertanyaan: apakah cinta sejati bisa lahir dari bara yang begitu liar? Atau akankah ia terbakar habis olehnya?
Di setiap sudut kamar, di setiap celah malam, Nadia belajar bahwa hasrat bukan hanya tentang tubuh yang saling menempel, tetapi juga tentang hati yang patah dan dirakit kembali. Dari jendela yang menjadi saksi bisu, ia menatap dunia Yudha—dunia yang penuh godaan, penyesalan, dan kebenaran yang tak pernah ia duga.
Bara Nadia di Balik Kaca Jendela adalah kisah tentang cinta yang membakar, luka yang menyisakan bekas, dan keberanian untuk melangkah melewati batas. Apakah kamu berani mengintip ke balik jendela itu? Karena sekali kamu melihatnya, tak ada jalan kembali.
Contents:
Kata Sandi Wi-Fi—1
Yudha di Malam Hari —15
Pura-Pura Tak Peduli—27
Reyhan dan Rahasia—43
Pagi Setelahnya—57
Tantangan Gila—71
Cemburu kepada Yosi—83
Malam di Vila Keluarga Yudha—97
Rasa Sakit Itu Nyata—111
Menjauh—121