“Lo pada tahu?” Aku memulai, suaraku sedikit serak karena alkohol sama emosi yang bergejolak.
“Gue capek ngerasa kayak gini, gue capek ngerasa nggak cukup.” Aku menelan ludah, mengumpulkan keberanian.
“Gue pengen tahu rasanya jadi wanita yang diinginkan. Gue pengen tahu rasanya... threesome.”
Kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibirku, blak-blakan sama tanpa filter. Bayu sama Lukas terdiam, menatapku dengan mata terbelalak. Ada kejutan di sana, tapi juga percikan gairah yang nggak terbantahkan. Lukas adalah yang pertama bereaksi. Sudut bibirnya terangkat, sama alisnya terangkat sebelah, senyum nakal yang selalu berhasil bikin wanita-wanita tergila-gila. Bayu, di sisi lain, kelihatan lebih terkejut, tapi tatapannya nggak kalah intens, seolah sebuah pintu baru saja terbuka di hadapan kami bertiga. (Hal 12-14)
***
Di balik sorot lampu panggung dan sorak ribuan penggemar, Tiga Hati—band paling panas di Jakarta—menyimpan rahasia yang tak pernah terungkap. Ayu, vokalis yang memikat dengan suara seraknya, memimpin Bayu dan Lukas dalam harmoni musik yang memukau. Tapi di kamar remang rumah mewah mereka di Kemang, harmoni itu berubah menjadi tarian hasrat yang terlarang. Setiap sentuhan—jari Bayu yang lincah di kulit Ayu, napas Lukas yang panas di lehernya—mengguncang batas antara persahabatan dan cinta. Malam itu, di antara dentum irama dan erangan penuh gairah, mereka bertiga menyerah pada api yang tak boleh dinyalakan.
Ayu, dengan tatapan penuh kuasa, memerintah mereka untuk mengisi setiap denyut tubuhnya, seolah panggung kini hanya milik mereka bertiga. Di tengah gemerlap ketenaran Tiga Hati, dia berlindung dari trauma masa lalu—Natal kelam yang menghantuinya, kenangan ayahnya yang menghancurkan mimpinya. Bayu dan Lukas, gitaris dan pilar band, adalah pelabuhannya. Tapi tatapan Bayu yang sesekali beralih ke Lukas, penuh kerinduan yang disembunyikan, mengguncang fondasi trio ini. Apakah sorak penggemar cukup keras untuk menutupi bisikan cinta yang tak seharusnya ada di antara mereka?
Di luar panggung, ketegangan mulai merayap seperti nada sumbang. Di rumah Kemang yang penuh kenangan tur, pandangan cemburu dan sentuhan ragu antara Bayu dan Lukas menciptakan disonansi. Ayu, yang peka terhadap irama hati mereka, merasakan persaingan tak terucap—masing-masing ingin menjadi pusat dunianya. Sebagai vokalis Tiga Hati, dia terbiasa mengendalikan sorak sorai, tapi bisakah dia menyatukan dua hati yang terbelah oleh hasrat terlarang? Atau akankah cinta ini, yang lahir di antara senar gitar dan dentum drum, menghancurkan band yang mereka bangun bersama?
Setiap malam, ranjang menjadi studio rahasia tempat Tiga Hati menciptakan melodi gairah yang tak pernah didengar dunia. Ayu, dengan keberanian liar, memimpin mereka dalam simfoni tubuh dan jiwa, menuntut lebih dari sekadar nada-nada indah. Tapi di balik ciuman panas dan sentuhan yang membakar, ikatan emosional mereka semakin dalam, mengikat hati yang rapuh. Bayu, terjebak antara cinta pada Ayu dan getaran terlarang untuk Lukas, mulai goyah. Lukas, dengan pesona panggungnya, menyimpan kerentanan yang hanya terlihat di kegelapan. Dan Ayu, yang melarikan diri dari bayang-bayang masa lalu, menemukan bahwa cinta ini—justru karena terlarang—adalah lagu yang membuatnya hidup.
Gairah 3 Cinta yang Terlarang adalah kisah tentang hasrat yang membara di balik gemerlap panggung, cinta yang menari di tepi kehancuran, dan rahasia yang mengancam sebuah band legendaris. Di tengah hiruk-pikuk Jakarta, Tiga Hati memainkan nada-nada cinta yang tak biasa, dengan Ayu, Bayu, dan Lukas sebagai komposer harmoni yang rapuh. Akankah mereka menemukan keberanian untuk merangkul gairah yang menyatukan mereka, atau akankah trauma, cemburu, dan rahasia Bayu meruntuhkan semua yang mereka ciptakan? Satu hal pasti: di antara sorak penggemar dan dentum musik, tiga hati ini telah menyalakan api yang tak akan pernah padam.