Pada tahun ketika bintang-bintang tampak lebih dekat namun hujan enggan jatuh, Yuehai mendengar musik yang tidak berasal dari rawap Altun atau lonceng unta, melainkan dari bawah tanah: dengung rendah yang muncul menjelang fajar, lenyap ketika matahari sepenggalah. Orang menyebutnya orkestra pasir—sebutan yang terlalu indah untuk sesuatu yang menimbulkan cemas. Beberapa malam, dengung itu disertai getar halus; mangkuk-mangkuk di dapur bergetar pelan, permukaan oase beriak meski angin berhenti. Anak-anak bangun dan bertanya apakah bumi sedang belajar bernapas seperti manusia.