Di selat sempit antara fjord bertebing granit di Norwegia, angin utara meniupkan kabut asin dan tawa yang tak sengaja. Pada hari itu, angin membawa pula sebuah topi. Topi itu tinggi—sedikit terlalu tinggi untuk kepala mana pun—dengan pinggiran miring yang selalu jatuh ke mata pemakainya, dihiasi pita kain biru pudar yang membentuk simpul tidak rata seperti ikatan tali kapal yang setengah jadi.