Li Wei pertama kali mengenal kata kiln dari lidah ibunya, Zhang Mei, yang mengucapkannya seperti doa. Di gang belakang rumah mereka di Wushan, berdiri sebuah bengkel kecil seluas ruang tamu. Di situ, pasir, soda, dan kapur melebur menjadi bening. Di situ pula, suara api menari seperti hujan yang dibalikkan. Orang-orang melewati bengkel itu dan menyebutnya “Rumah Napas,” sebab dari dalamnya selalu terdengar helaan panjang, tiupan-tiupan yang berakhir menjadi gelas-gelas yang memantulkan dunia.