Setelah festival Api dan Air, Rumah Napas tidak lagi sekadar bengkel; ia menjadi tempat orang menaruh pelan langkahnya. Pagi-pagi, suara sapu menyapu serpihan pecah bersautan dengan desis ketel yang menjadi penanda hari dimulai. Jiang Rui menyiapkan marver, Jiang Ning memeriksa pipa, dan Li Wei menggambar sketsa kecil di buku lusuh: ide dasar miring, gagang yang tidak melukai, dan bibir yang menyambut.