Musim berputar, dan Yuehai tumbuh dengan pelan seperti akar saxaul yang mencari air. Sekolah menakar berdiri di sisi timur oase; anak-anak belajar menghitung tetes, mengukur senyap, menimbang kata-kata sebelum diberikan. Yue Qingsha, yang dulu menyimpan dingin racun Qianci di nadinya, kini menyimpan catatan-catatan gurunya, Mei Tuyu, dalam peti kayu yang harum habu. Orang-orang menyebutnya guru, meski ia selalu menyahut, “Aku masih murid angin.”