Di sebuah ladang di kaki pegunungan Zailiyskiy Alatau, angin membawa aroma manis yang belum pernah dikenal oleh siapa pun di luar lembah itu. Ayan Nursultan berdiri di antara pohon-pohon apel setinggi bahunya, mendongak pada langit yang memerah seperti kulit buah matang. Ia menggenggam sebutir apel kecil berbintik, lalu menggigitnya. Asam menyentuh lidahnya, disusul manis yang pelan-pelan mengembang, seperti lagu rakyat yang dinyanyikan di dekat tungku.